Mikroplastik
ini telah teridentifikasi mencemari hampir di berbagai wilayah laut Indonesia .
Bahkan hasil riset terbaru dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melaporkan
bahwa garam hingga ikan teri yang diambil dari perairan Indonesia juga telah
tercemar mikroplastik.
Temuan
ini sungguh sangat mengkhawatirkan karena garam merupakan bumbu yang hampir
dikonsumsi setiap hari oleh penduduk Indonesia. Bila ikan teri yang berukuran
kecil saja saja telah terkontaminasi, bisa diperkirakan ikan-ikan lain yang
berukuran besar juga ikut terkontaminasi melalui rantai makanan. Ujung dari
rantai makanan tersebut adalah manusia.
Karena
ukurannya yang kecil, di laut mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh biota laut.
Mekanisme yang utama diduga melalui pencernaan, baik secara aktif (contohnya
ikan memakan mikroplastik karena menduga benda tersebut adalah makanannya) atau
pasif (filtrasi air secara pasif atau memakan deposit di dasar perairan).
Mikroplastik
yang ditemukan di lingkungan umumnya berasal dari kegiatan yang berbasis di
daratan (terutama pembuangan limbah rumah tangga dan industri), Serat dari
pakaian juga merupakan jenis mikroplastik yang berkontribusi besar terhadap
pencemaran mikroplastik melalui proses pencucian. Beberapa penelitian telah
memberikan bukti bahwa polimer terlepas dari serat sintetis, seperti nilon,
poliester, dan spandeks, selama pencucian kain. Namun tidak menutup kemungkinan
kegiatan yang berbasis di lautan (penangkapan ikan, aktivitas pengeboran
minyak, kegiatan wisata laut, dan sebagainya)
Jika
permasalahan pencemaran ini tidak teratasi ditambah dengan peningkatan jumlah
penduduk dunia, maka sangat mungkin bila pencemaran juga dapat tambah meningkat
sehingga dampak buruk dari pencemaran ini akan berbalik ke kita juga.
Berikut ada beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk mencegah ancaman cemaran mikroplastik bertambah banyak.
- Mengganti penggunaan plastik dengan bahan yang lebih mudah tergredasi sempurna (bioplastik) serta mendukung pengembangan teknologi pembuatan bioplastik tersebut.
- Ikut menyuarakan kepada masyarakat sekitar mengenai bahaya penggunaan plastik. Melakukan pengelolaan dan pemisahan jenis sampah agar bisa dilakukan proses lanjutan seperti pembuatan kompos, furnitur, dll.
- Nah dari tips di atas, ada ada yang udah kalian terapkan belum? Yukk jaga bumi kita! Kalau kita “ramah” pada bumi, bumi juga akan “ramah” pada kita.
Sumber :
JLPPI (Jejaring
Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia)
JPPL
(Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan)
Unair News
Kompas.com
(Nurul Huda Am. Zen Arief - 13/ Rhizophora mucronata)
Tidak ada komentar: